dakwatuna.com – Jakarta. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyesalkan Presiden SBY yang mengeluh karena mendapat ancaman. PKS menilai itu tidak patut.
Bagi
PKS, seharusnya rakyatlah yang mengeluh ke pemimpinnya. Apalagi, jelang
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada april 2012 mendatang.
“Saya
sendiri sudah tidak bisa berkomentar banyak. Saya sangat galau.
Seharusnya rakyat yang curhat, malah ini sebaliknya,” ujar Ketua DPP PKS
Aboe Bakar Alhabsy, kepada INILAH.COM, Selasa (20/3/2012).
Anggota
Komisi III DPR ini melihat rakyat sudah dalam posisi yang kepepet.
Harga BBM baru direncanakan naik tetapi harga barang sudah melejit
duluan. Tetapi, penghasilan rakyat justru tidak berubah bahkan lebih
buruk.
Banyak persoalan yang dihadapi rakyat. Petani menghadapi
hama tani, nelayan dihadapkan gelombang tinggi sehingga tidak bisa
melaut, terorisme dan korupsi masih meraja lela. Belum lagi persoalan
pendidikan mahal dan kesehatan yang masih belum sepenuhnya berpihak pada
rakyat.
Anehnya, lanjut Aboe, disaat rakyat ingin curhat ke
pemimpinnya, mereka tidak mendapatkan ruang. Bahkan, dari pemimpinnya
sendiri yang seharusnya mengakomodasi mereka.
“Rakyat harus
mendengar curhat tentang adanya ancaman mau dilengserkan dari kekuasaan,
keluh kesah terima soal BBM. Bahkan keluhan soal ancaman keselamatan
kepada keluarga,” jelasnya.
Sebelumnya, saat silaturahim dengan
sejumlah kader Partai Demokrat, minggu (18/3/2012) malam di kediamannya
di Puri Cikeas Bogor Jawa Barat. SBY mengeluh dan mengaku mendapat
ancaman untuk dirinya dan keluarga terkait kebijakan kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM). Ancaman itu seperti siap menggulingkan SBY di
tengah masa jabatannya.
“Saya tidak dapat membayangkan bagaimana
penuhnya otak rakyat ini. Mikirin makan besok saja sulit apalagi
berpikir pelengseran kekuasaan,” katanya.
Baginya, aneh saja jika
seorang Presiden mengeluhkan persoalan ancaman. Padahal, rakyat yang
merasakan dampaknya, justru malah disuruh menerima keluhan seorang
Presiden.
“Apalagi (rakyat) harus memikirkan keamanan orang yang
sudah punya maximum security. Mereka (rakyat) pun ke mana-mana sendiri
tanpa asuransi,” jelasnya.
Presiden yang curhat, menurutnya tidak
wajar. Tetapi, kalau rakyat yang curhat adalah sangat wajar. Sebab,
mereka yang merasakan langsung kenaikan BBM.
“Namun bila ada yang curhat karena takut kehilangan kekuasaan saya kira itu tidak patut,” pungkasnya. (gus/Agus Rahmat/inilah)
sumber : dakwatuna
*posted by : DPRa PKS Pondok Kelapa - Bekerja Untuk Kebaikan Bersama
**Ayooo bergabunglah dengan PKS Pondok Kelapa di facebook dan twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar